Translate

Sabtu, 08 September 2012

Anggrek Marsya

"mama... kaka ko bobo di taman sih? hidungnya keluar merah2". kata adiku, Aca. dia melihatku terbaring lemah di taman samping kamarku dari dalam.. dengan kaca lebar sebagai jendela pengganti tembok. aku menginginkan kamar dengan kac besar, karena aku ingin saat setiap aku masuk ke kamar, aku bisa langsung melihat taman anggrek2 kesayanganku. bunda langsung menghampiri aca dengan tergesa-gesa. "ada apa nak, mana kakamu?" tanya bunda yang khawatir. Lalu ac menunjuk dimana aku terkapar di taman degan telunjuk mungilnya. Bunda menoleh kearah ku, ia kaget lalu langsung mmbuka pintu kaca dan menghampiri aku. Ia mnepuk-nepuk pipiku dngan harapan aku akan bangun. Karena terlalu panik.. Buda langsung menelpon ayah dan membawaku k rumah sakit. Aku, Marsya. Pengidap kanker darah stadium lanjut tingkat dewasa. Padahal umurku masih 14 tahun. Aku mengidap kanker ini sejak umurku 5 tahun. Entah ari mana datangnya penyakit itupun aku tak tau. sudah 3 hari aku belum sadarkan diri di ruang ICU. seiring berjalannya waktu, bunga ku yang tadinya mekar dan cantik, kini mulai layu dan hampir mati. sama sepertiku. kurasa aku tak seperti dulu lagi. aku sudah layu.dan mungkin aka bernasip sama seperti bunga anggrekku. Dalam tidurku, Aku bermimpi ada seorang bidadari dngan baju putih bersama hiasan rambut mempercantik kepalanya, hiasan itu berbentuk seperti bunga anggrek. Bunga kesayanganku. Aku bermain bersamanya, bermain main di taman anggrek yang luas dan indah. Saat ia ingin pergi... Aku merasa sedih. Aku kejar ia aku tarik tanganya. "tante jangan pergi. Aku takut sendirian disini" Namun ia hanya tersenyum, "kalo kamu mau ikut aku.. Kamu izin dulu sama orang tua kamu..Nanti merka nyariin kamu loh". Katanya lalu mencolek ujung hidungku. Lalu dia menghilang tanpa langkah satupun. Dan tiba2 aku terbangun dari tidur panjangku. Aku membuka sedikit-demi sedikit mataku. Aku melihat ada aca,bunda dan ayah di ruangan kamarku. Mereka menangis entah kenapa. "ayah bunda sama ade knapa? Ko nangis sih?" Bunda mendekat, dan mengelus kepalaku, "sayang.. Kami hanya kawatir.." dengan senyum yang lemah. "oh.. Bunda.. Aku tadi ketemu bidadari loh bun. Cantik. Aku mau ikut dia, aku mau tinggal sama bidadari itu bunda. Boleh ya" Ucapku yang bercerita tntang mimpiku. Aku tak mengerti, kenapa critaku membuat ayah bunda dan adik malah tambah histeris. "kaka.. Kalo misalnya kaka pergi,nanti yang tmenin aku siapa?" kata aca yang sambil menangis. "nak.. Kalo kamu mau pergi, silakan. Kami ikhlas " kata ayah sambil mengelus kepalaku dengan air mata yang mmbanjiri pipinya. Adiku hanya bisa diam termangu melihat aku sudah pucat. Tanganya bergetar saat menyentuh kakiku yang amat dingin. "hmm.. yaudah makasih ya udah izinin kaka. ade.. nanti jagain ayah sama bunda ya". ucapku. "oaaah. aku ngantuk. aku cape. aku tidur dulu ya bunda.. " dan matakupun mulai tertutup dengan perlahan. ayah bunda serta adik menangis histeris. tidurku saat ini adalah tidurku yang terahir. aku akan bertemu dengan bidadari, aku akan berjalan menyusuri hutan yang sejuk. bermain di taman bersama burung-burung yang berkicau merdu. dan disinlah akhir ceritaku. akhir senang sedih hidupku. akhir perjalan hidupku bersama kanker yang bertahun-tahun menemani aku. kini,aku sudah tenang. aku sudah dapat merasakan kebahagiaan yang seutuhnya tanpa sakit. aku merasa bebas. maaf bunda maaf ayah maaf adik saat aku sakit aku hanya bisa membebani kalian. aku hanya bisa menyusahkan kalian. kini aku sudah di tempat yang berbeda. di tempat yang lebih baik. meskipun tak bersama kalian, aku akan tetap dapat melihat kalian dari langit. meskipun ragaku mati, aku akan tetap hidup dan bernafas di hati kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar